Selasa, 23 September 2008

Seberapa Narsis Anda? Cek di Profil Friendster!

Georgia - Situs jejaring sosial seperti Friendster atau Facebook, seringkali dinilai sebagai media narsis atau pemujaan diri sendiri. Hal ini dibenarkan dalam sebuah studi baru di University of Georgia, Amerika Serikat, bahwa situs jejaring sosial bisa dipakai untuk mendeteksi apakah seseorang narsis atau tidak.

"Kami menemukan bahwa orang yang narsis memakai Facebook untuk mempromosikan dirinya sendiri dan hal itu bisa diidentifikasi oleh orang lain," kata pemimpin penelitian ini, Laura Buffardi seperti dikutip detikINET dari ScienceDaily, Selasa (23/9/2008).

Dalam penelitian yang bakal dipublikasikan di jurnal Personality and Social Psychology Bulletin ini, peneliti menganalisis kepribadian sekitar 130 pengguna Facebook berikut konten di profil mereka. Juga diteliti bagaimana tanggapan orang lain yang melihat profil tersebut.

Minggu, 14 September 2008

Pelaku Pembobol Kartu Kredit Rp 2 M Diciduk


Satuan Cyber Crime Polda Metro Jaya bekerjasama dengan kepolisian Singapura dan Federal Berau of Investigation (FBI) menangkap pelaku pembobolan kartu kredit sejumlah perusahaan internasional. Total kerugian mencapai US$ 200.000 atau sekitar Rp 2 miliar.

Tersangka, Afung (30), telah ditahan sejak Juli 2008 lalu. Afung yang merupakan warga Palembang diduga telah melakukan kejahatan ini sejak tahun 2005.

"Kami masih mengembangkan kasus ini, untuk mengungkap kemungkinan adanya jaringan," ujar Kasat Cyber Crime Polda Metro Jaya, AKBP Winston Tommy yang mengaku tengah berada di California.

Dengan melakukan intercept ke beberapa situs, yaitu www.priamtech.com, www.wagneraltenators.com, www.summitpumelektronikinc.com, www.boshinc.com, www.rosmountinc.com, Afung menggunakan kepiawaiannya mencari data kartu kredit. Kemudian setelah didapat data-data, Afung pun membobolinya via google media.

"Afung menjaring kartu kredit platinum dengan cara chatting di mlRc denpan server dalnet di room 5888. Dari situ, dia meminta seorang cracker untuk membobol kartu kredit tersebut," ujarnya melalui email.

Selamatkan Bumi dengan Daur Ulang Ponsel


Seiring kian membanjirnya ponsel baru di pasaran, ratusan juta ponsel diyakini menjadi tak terpakai penggunanya. Padahal, jika ponsel-ponsel tersebut didaur ulang, justru bisa menyelamatkan bumi.

Para pelaku industri pun mulai menyadari hal tersebut. Digagas oleh Enviromental Protection Agency (EPA), para produsen ponsel, operator hingga retailer tengah menggalakkan kampanye daur ulang ponsel ini.

Program besutan EPA ini bertajuk 'Recycle Your Cell Phone. It's An Easy Call'. Pendukung program ini diantaranya AT&T Wireless, Best Buy, LG Electronics, Motorola, Nokia, Office Depot, Samsung, Sony Ericsson, Sprint, Staples dan T-Mobile.

EPA mengatakan, latar belakang kenapa program ini dibuat adalah karena masih banyak konsumen yang tidak menyadari bahwa ponsel-ponsel mereka yang tidak lagi digunakan dapat didaur ulang. Sebagiannya lagi, tidak tahu dimana tempat untuk mendaur ulang ponsel.

Menurut catatan EPA, diperkirakan hanya dibawah 20% dari ponsel bekas tersebut yang didaur laung tiap tahunnya. Padahal, hampir semua komponen yang dipakai untuk pembuatan ponsel dan aksesorisnya menggunakan bahan-bahan seperti metal, tembaga dan plastik.

EPA meyakini daur ulang ponsel merupakan salah satu sarana untuk merawat dan melindungi bumi. Diantaranya mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, menghemat energi dan sumber daya alam.

Seperti dikutip detikINET dari Softpedia, Senin (15/9/2008), diperkirakan sebanyak 100-130 juta unit ponsel tak lagi digunakan konsumen, sebagian besar dikatakan malah hanya berakhir di tempat penyimpanan atau gudang.

Padahal, jika 100 juta ponsel didaur ulang, maka diyakini akan setara dengan penghematan energi listrik bagi 194 ribu rumah di Amerika Serikat selama setahun.

sumber : detikinet.com